5.21.2009

MENJADI "ALAT" YANG BERGUNA




Cobalah kamu berdiri di sebuah perempatan jalan dan perhatikanlah sekeliling kamu. Lihatlah apa yang dapat kamu lakukan untuk menjadikan diri kamu sebagai orang yang berguna. Apakah kamu akan memungut sampah yang tercecer dan memasukkannya ke tong sampah? Atau kamu akan menelpon dinas kebersihan kota yang mungkin lupa menyiram tanaman penghijauan di pinggir jalan? Mungkin kamu akan duduk mengobrol mendengar keluh kesah seorang anak jalanan atau gelandangan malang. Atau mungkin kamu mencari nenek-nenek yang butuh pertolongan untuk diseberangkan? Ketika kamu berdiri di persimpangan jalan yang ramai, apakah kamu merasa diri kamu berguna?
Ketika aku masih duduk di bangku SD, saya mempunyai sebuah buku kenang-kenangan berisi biodata teman sekelas. Sebagaimana anak-anak pada umumnya, kami suka saling bertukar buku untuk mendapatkan biodata teman beserta fotonya. Yang menarik adalah, hampir semua temanku menuliskan cita-cita yang sama yaitu : "menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa". Tanpa mengerti makna yang mendalam tentang kalimat tersebut, tentunya mereka menuliskannya karena memang sejak kecil anak-anak telah diajarkan untuk menjadi orang yang berguna.


Dalam komunitas kamu sekarang ini, sudahkah kamu menjadi "orang" yang berguna? Di kantor, di rumah, di lokasi tempat kamu tinggal, di kampus, bahkan di jalan-jalan, sudahkah kamu menjadi "garam & terang" yang memiliki manfaat bagi lingkunganmu...? Tanpa perlu memiliki jenis pekerjaan atau pelayanan berskala besar seperti yang orang-orang terkenal miliki, kamu sebenarnya bisa mengawali dari hal-hal kecil di sekitarmu. Sebelum berpikir menjadi seperti seorang ibu Theresa, ada baiknya kamu mengawali sebuah kebaikan dan perhatian sederhana bagi orang-orang yang tak berada dan kurang kasih sayang di sekelilingmu. Bila kamu belum bisa berfungsi dan berguna bagi masyarakat sekitar, marilah belajar mengawalinya dari keluargamu. Setiap hal besar selalu dimulai dari sebuah hal kecil. Jangan sampai kamu menjadi orang yang telah mengerti kebenaran dan menerima "keselamatan", namun justru menjadi pribadi yang tak berguna dan bahkan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Bukankah kita hidup untuk dipakai-Nya menjadi "alat" yang berguna dan bermanfaat demi "kehidupan" yang lebih baik lagi, bukan...?


Dengan kerendahan dan ketulusan hati, lakukanlah kebaikan-kebaikan "kecil" yang kamu bisa berikan kepada setiap orang yang kamu jumpai mulai saat ini juga dengan didasari oleh iman dan kasih yang tak bersyarat...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar