2.03.2009

Men-disable Autorun pada USB

Pada flash disc yang terkena virus biasanya (tidak selalu) terdapat file autorun.info yang di dalamnya terdapat perintah untuk menjalankan program virus. Nah, ketika flash disc tersebut dimasukkan ke drive USB yang fitur autorun-nya tidak di-disable maka secara otomatis Windows akan menjalankan program pada background tanpa adanya konfirmasi kepada user.

Salah satu cara untuk mengurangi resiko terkena virus tersebut adalah dengan mendisable fitur autorun pada drive USB. Ada pun caranya adalah sebagai berikut:

1. Klik tombol Start - Run.
2. Ketik gpedit.msc dan tekan OK.
3. Klik pada User Configuration - Administrative Templates - System.
4. Klik 2x pada Turn Off Autoplay.
5. Klik pada option Enable.
6. Pada option Turn off Autoplay on, pilih All drives.
7. Klik OK.
8. Selesai.


Sumber : www.klik-kanan.com

Peumpamaan Ayah dan Anak


ada sebuah perumpamaan berikut ini : Ada seorang ayah yang mempunyai seorang anak. Ia sangat menyayangi anaknya. Suatu hari ketika si anak diajaknya keluar naik mobil, mereka pulang sangat larut. Di tengah jalan, si anak melepas seatbelt-nya karena merasa sangat gerah. Ayahnya meminta anaknya untuk memakainya kembali tapi si anak menolak.

Dan benarlah ketika sampai di sebuah tikungan, tiba-tiba muncul sebuah sepeda motor yang menyebabkan mobil mereka harus mengerem dengan sangat mendadak. Ayahnya selamat, sedangkan anaknya terlempar keluar melalui kaca depan dengan kepala duluan dan membentur aspal.
Langsung saja dilarikan ke rumah sakit. Si anak menderita gegar otak yang cukup parah dan akhirnya harus buta, bisu dan tuli. Si ayah hanya bisa memeluk sambil menangis. Karena anaknya tidak akan bisa mendengar, tidak bisa melihat dan tidak bisa berbicara lagi.

Begitulah kehidupan ayah-anak itu.... Dia senantiasa menjaga anaknya....

Suatu ketika anaknya minta es, ayahnya tidak memberikannya karena ayahnya tahu ia sedang panas dalam dan es akan memperparah penyakitnya....

Di suatu musim dingin, anaknya ingin berjalan ke tempat yang hangat tetapi langsung dicegahnya karena ternyata "tempat hangat" itu adalah sebuah gubuk yang sedang terbakar....

Di kesempatan lain, ayahnya membuang liontin kesukaan anak itu. Akibatnya si anak ngambek satu minggu. Ayahnya sedih sekali karena ia ingin memberitahu anaknya kalau liontin itu sudah berkarat dan bisa melukai dirinya. Tapi keterbatasan komunikasi membuat si anak menyalahkan ayahnya...

Apa daya yang bisa dilakukan sang ayah? Anaknya tidak bisa melihat, mendengar maupun berbicara. Ia sangat rindu sekali untuk bersama-sama dengan anaknya dan bermain-main seperti ayah-anak pada umumnya....


MyFriendz...apakah saat ini hubungan kita dengan Allah Bapa seperti ayah dan anak itu?

Ketika Tuhan mengingatkan kita untuk memakai seatbelt itu, kita melepasnya karena dirasa terlalu ketat dan memaksa....

Ketika Tuhan meminta kita untuk taat, kita malah melanggarnya. Akibatnya, kita semakin jauh dari Tuhan, jatuh ke dalam dosa, sehingga beberapa dari berkat kita harus diambil.....

Sudah begitu, kita semakin sulit berkomunikasi dengan Allah Bapa. Kita selalu mengeluh, mengapa begini, mengapa begitu. Seolah-olah yang kita inginkan selalu saja dicegah oleh Allah Bapa. Padahal, tahukah kita kalau Allah Bapa sedang menjauhkan kita dari sesuatu yang berbahaya? Seandainya kita selalu berkomunikasi denganNya lewat doa-doa kita setiap hari, kita akan bisa tahu alasan mengapa Allah Bapa seperti ini kepada kita....

Jangan pernah mencoba melepas seatbelt rohani itu ketika kamu masih dalam sebuah mobil kehidupan yang melaju kencang di jalan raya....

Jangan pernah menyalahkan Tuhan. Ia tidak sejahat itu. Semua rancanganNya adalah indah pada waktuNya...

Komunikasi-lah selalu dengan Tuhan setiap hari. Ambil saat teduh untuk bercakap-cakap dengan Tuhan dan jadilah anakNya yang taat....AMIEN... ^


Rp.1000 VS Rp.100,000


MyFriendz...Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke. Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik.. Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda.Uang seratus ribu berkata pada uang seribu : "Ya, ampiiiuunnnn. ........... darimana saja kamu, kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan...... bau! Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan ..... Ada apa denganmu?" Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata : "Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan taik ayam.

Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong tukang nasi uduk, dari sana saya hijrah ke 'baluang' (pren : tau kan baluang...?) Inang-inang. Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. ......." Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.: "Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum.

Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm... dompetnya harum sekali. Setelah dari sana , aku lalu berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis. Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus. Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu. Dan...... aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. "

Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya : "Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang nyaman. Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga daripada kamu!" "Apa itu?" uang seratus ribu penasaran. "Aku sering bertemu teman-temanku di kotak-kotak amal di gereja atau di tempat-tempat ibadah lain. Hampir setiap minggu aku mampir di tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu disana....."

Keep Smile....MyFriendz....!!!